Jasad nabi Muhammad SAW pernah terusik dan nyaris di curi oleh orang
kafir laknatullah. Sebelum akhirnya Allah menyelamatkannya dari rencana
jahat yang mengancam sang nabi tercinta. Peristiwa yang memilukan dan
nyaris menampar wajah umat islam ini terjadi pada tahun 1164 M atau 557
H, sebagaimana telah dicatat oleh sejarawan Ali Hafidz dalam kitab Fusul
min Tarikhi AL-Madinah Al Munawaroh.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa hampir dapat dipastikan bahwa sebagian besar orang yang berziarah ke masjid Nabawi pasti tak pernah lupa untuk menghampiri makam Rasulullah yang diapit oleh makam Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar. Mereka berbondong-bondong menuju makam sang nabi Fenomenal itu. Untuk sekedar melihat atau berdoa.
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa hampir dapat dipastikan bahwa sebagian besar orang yang berziarah ke masjid Nabawi pasti tak pernah lupa untuk menghampiri makam Rasulullah yang diapit oleh makam Sayyidina Abu Bakar dan Sayyidina Umar. Mereka berbondong-bondong menuju makam sang nabi Fenomenal itu. Untuk sekedar melihat atau berdoa.
Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh kondisi umat islam pada masa
dinasti Abbasiyah di Baghdad dimana kondisi umat Islam yang semakin
melemah dan berdiri beberapa kerajaan Islam di beberapa daerah. Tentunya
hal ini tak di sia-siakan begitu saja oleh orang-orang nasrani yang
merasa kesempatan emas mencoreng wajah umat Islam dan membuat umat Islam
jatuh ada di depan mata. Karena ternyata diketahui diam-diam mereka
telah menyusun rencana untuk mencuri jasad Nabi Muhammad. Setelah
terjadi kesepakatan oleh para penguasa Eropa, mereka pun mengutus dua
orang nasrani untuk menjalankan misi keji itu. Misi itu mereka
laksanakan bertepatan dengan musim haji. Dimana pada musim itu banyak
jamaah haji yang datang dari berbagai penjuru dunia untuk melaksanakan
ibadah haji. Kedua orang nasrani ini menyamar sebagai jamaah haji dari
Andalusia yang memakai pakaian khas Maroko. Kedua spionase itu
ditugaskan melakukan pengintaian awal kemungkinan untuk mencari
kesempatan mencuri jasad Nabi SAW.
Setelah melakukan kajian lapangan, keduanya memberanikan diri untuk
menyewa sebuah penginapan yang lokasinya dekat dengan makam Rasulullah.
Mereka membuat lubang dari dalam kamarnya menuju makam Rasulullah.
Belum sampai pada akhir penggalian, rencara tersebut telah digagalkan
oleh Allah melalui seorang hamba yang akhirnya mengetahui rencana busuk
itu
Sultan Nuruddin Mahmud bin Zanki, adalah seorang hamba sekaligus
penguasa Islam kala itu yang mendapatkan petunjuk melalui mimpi akan
ancaman terhadap makam Rasulullah.
Sultan mengaku bermimpi bertemu dengan Rasulullah sambil menunjuk dua
orang lelaki berambut pirang dan berujar: “ Wahai Mahmud, selamatkan
jasadku dari maksud jahat kedua orang ini.” Sultan terbangun dalam
keadaan gelisah lalu beliau melaksanakan sholat malam dan kembali tidur.
Namun, Sultan Mahmud kembali bermimpi berjumpa Rasulullah hingga tiga
kali dalam semalam.
Malam itu juga Sultan segera mempersiapkan diri untuk melakukan
perjalanan dari damaskus ke madinah yang memakan waktu 16 hari, dengan
mengendarai kuda bersama 20 pengawal serta banyak sekali harta yang
diangkut oleh puluhan kuda. Sesampainya di Madinah, sultan langsung
menuju Masjid Nabawi untuk melakukan sholat di Raudhah dan berziarah ke
makam Nabi SAW. Sultan bertafakur dan termenung dalam waktu yang cukup
lama di depan makam Nabi SAW.
Lalu menteri Jamaluddin menanyakan sesuatu, “Apakah Baginda Sultan mengenal wajah kedua lelaki itu? “Iya”, jawab Sultan Mahmud.
Maka tidak lama kemudian Menteri Jamaludin mengumpulkan seluruh
penduduk Madinah dan membagikan hadiah berupa bahan makanan sambil
mencermati wajah orang yang ada dalam mimpinya. Namun sultan tidak
mendapati orang yang ada di dalam mimpi itu diantara penduduk Madinah
yang datang mengambil jatah makanan. Lalu menteri Jamaluddin menanyakan
kepada penduduk yang masih ada di sekitar Masjid Nabawi. “Apakah
diantara kalian masih ada yang belum mendapat hadiah dari Sultan?”
Tidak ada, seluruh penduduk Madinah telah mendapat hadiah dari
Sultan, kecuali dua orang dari Maroko tersebut yang belum mengambil
jatah sedikitpun. Keduanya orang saleh yang selalu berjamaah di Masjid
Nabawi.” Ujar seorang penduduk.
Kemudian Sultan memerintahkan agar kedua orang itu dipanggil. Dan
alangkah terkejutnya sultan, melihat bahwa kedua orang itu adalah yang
ia lihat dalam mimpinya. Setelah ditanya, mereka mengaku sebagai jamaah
dari Andalusia Spanyol. Meski sultan sudah mendesak bertanya tentang
kegiatan mereka di Madinah. Mereka tetap tidak mau mengaku. Sehingga
sultan meninggalkan kedua lelaki itu dalam keadaan penjagaan yang ketat.
Kemudian sultan bersama menteri dan pengawalnya pergi menuju ke
penginapan kedua orang tersebut. Sesampainya di rumah itu yang di
temuinya adalah tumpukan harta, sejumlah buku dalam rak dan dua buah
mushaf al-Qur’an. Lalu sultan berkeliling ke kamar sebelah. Saat itu
Allah memberikan ilham, sultan Mahmud tiba-tiba berinisiatif membuka
tikar yang menghampar di lantai kamar tersebut. Masya Allah,
Subhanallah, ditemukan sebuah papan yang di dalamnya menganga sebuah
lorong panjang, dan setelah diikuti ternyata lorong itu menuju ke makam
Nabi Muhammad.
Seketika itu juga, sultan segera menghampiri kedua lelaki berambut
pirang tersebut dan memukulnya dengan keras. Setelah bukti ditemukan,
mereka mengaku diutus oleh raja Nasrani di Eropa untuk mencuri jasad
Nabi SAW. Pada pagi harinya, keduanya dijatuhi hukum penggal di dekat
pintu timur makam Nabi SAW. Kemudian sultan Mahmud memerintahkan
penggalian parit di sekitar makam Rasulullah dan mengisinya dengan
timah. Setelah pembangunan selesai, sultan Mahmud dan rombongan pulang
ke negeri Syam untuk kembali memimpin kerajaannya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.