Sabtu, 08 November 2014

Bagaimana Kita Beribadah ?

Sejatinya kita manusia diciptakan Allah tidak lain adalah untuk beribadah kepadaNya.Makna Ibadah sangatlah luas. Makna yang umum kita mengerti adalah mengabdi kepada Allah SWT semata. Bagaimana kita harus beribadah kepada Allah? 

Allah telah menurunkan wahyuNya kepada para Nabi-nabi adalah untuk memberikan petunjuk kepada manusia bagaimana manusia harus beribadah. Beribadah bukanlah kebutuhan Allah. Allah tidak butuh disembah, Allah tidak akan berkurang sedikitpun kekuasaaNya tanpa disembah.Beribadah kepada Allah adalah kodrat manusia diciptakan. Ada keseimbangan dan hukum Allah yang berjalan bahwa dengan beribadah manusia akan selamat, manusia akan bahagia, manusia akan selaras dengan seluruh alam semesta yang juga beribadah kepadaNya. Bumi berputar 24 jam pada porosnya. Bulan butuh waktu 30 hari untuk memutari Bumi. Selain berputar pada porosnya Bumi juga butuh waktu 365 hari untuk mengelilingi Matahari.Apakah matahari diam?. Tidak. Tata surya kita juga bergerak mengelilingi Galaksi kita. Apakah Galaksi diam? tidak. Galaksi juga saling beregerak menjauh satu satu sama lain. Sungguh, di alam ini tidak ada yang diam. langitpun bergerak dan menggelembung terus mengikuti bergeraknya waktu. Mereka bergarak sesuai degan ketentuan Allah. Mereka tunduk dan patuh.

Bagimana dengan manusia??. Beribadah adalah kodratnya. Manusia diciptakan Tuhan disertai nafsu. Itulah yang menyebabkan manusia sering menyalahi kodratNya untuk beribadah. Manusia musti bisa mengendalikan hawa nafsu untuk bisa beribadah kepadaNya. Beribadah adalah mengikuti keselarasan alam yang bergerak positif. Segala sesuatu yang positif bagi manusia lain, alam, dan lingkungannya adalah Ibadah.

Manusia hidup di dunia bukan untuk harta, bukan untuk jabatan dan bukan untuk bersenang-senang. Harta, jabatan dan kesenangan dunia adalah ujian yang diberikan Allah kepada manusia, apakah itu semua akan dikembalikan untuk dirinya sendiri atau untuk orang lain.

Jadi, menolong orang lain sebenarnya untuk menolong dirinya sendiri. Menyantuni orang lain sejatinya menyantuni diri sendiri. Sebaliknya menghardik orang lain adalah menghardik dirinya sendiri. Menyakiti orang lain adalah menyakiti dirinya sendiri.Demikianlah apa yang kita perbuat pasti akan kembali kepada diri kita sendiri.Karena Allah sudah menciptakan ketentuan dan kodrat seperti itu. Banyak orang yang mengungkapkan "Apa yang kita panen adalah hasil dari apa yang kita tanam".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tolong komentarnya berhubungan dengan artikel yang ada. Komentar yang mengarah ke tindakan spam akan di hapus atau terjaring secara otomatis oleh spam filter.